Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah memotong tumpeng pada HUT 1 Hipermi Sumbar, Ist |
PADANG - Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (Hipermi) Pusat tak gentar menatap pasar global. Ketua Hipermi Pusat, Fibrianti Takarina, dengan nada penuh semangat menyatakan target ambisius organisasinya: menembus pasar Arab Saudi, bahkan membidik penyediaan bumbu rendang untuk konsumsi jamaah haji.
"Kami masih menyimpan kesedihan mendalam karena Sumatera Barat belum mampu memasok rendang untuk kebutuhan haji. Inilah yang menjadi salah satu pemicu berdirinya Hipermi setahun lalu atas inisiasi Buk Syukriah," ungkap Fibrianti. Meski baru setahun berdiri, Hipermi menunjukkan geliat yang luar biasa dalam mewujudkan impian tersebut.
Fibrianti bahkan telah melakukan penjajakan langsung ke Arab Saudi untuk mempelajari seluk-beluk pasar di sana. "Saya sudah ke Arab Saudi untuk mencari 'kisi-kisi' agar bumbu rendang dari Sumbar bisa masuk. Jangan lagi negara lain yang mengisi. Tahun lalu Thailand, tahun ini Solo, target kita 2026," tegasnya.
Meski sejumlah UMKM anggota Hipermi telah berhasil mengekspor bumbu rendang ke berbagai negara seperti Australia, Norwegia, dan Bulgaria, namun ekspor kolektif melalui Hipermi belum terealisasi. Salah satu kendala utama adalah pemenuhan sejumlah persyaratan.
Dalam upaya menembus pasar Saudi, Hipermi menyadari pentingnya daya saing harga dan rasa. "Di sana, harga menjadi kunci. Pemenang tender rendang selama ini menawarkan harga di bawah Rp100 ribu per kilogram, sementara harga rendang kita masih di atas itu," jelas Fibrianti.
Untuk mengatasi kendala harga, Hipermi mengambil langkah inovatif dengan memberdayakan petani lokal. "Di Hipermi, tidak hanya pengusaha, tapi juga petani yang akan memasok kebutuhan rempah. Dengan kemandirian ini, kita berharap bisa menekan biaya produksi dan bersaing dalam hal harga," ujarnya, menambahkan bahwa penanaman rempah seperti cabai, bawang, dan jahe telah dimulai di Nagari Aia Angek.
"Mudah-mudahan Hipermi bisa bersaing dengan provinsi dan negara lain, dan impian kita untuk mengisi bumbu rendang ke Saudi dengan harga di bawah Rp100 ribu seperti Solo bisa terwujud," harap Fibrianti.
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kepala Dinas Koperasi Sumbar, Endrizal, menyatakan komitmen Pemprov untuk terus mendorong produktivitas pengusaha rendang, salah satunya melalui program 1 juta kelapa yang diharapkan dapat menurunkan biaya produksi. "Kami meminta Hipermi terus semangat. Kami juga berharap dukungan dari DJPB, Apindo, dan OPD terkait untuk memuluskan jalan pengusaha Sumbar ke Saudi," kata Endrizal.
Inisiator Hipermi, Syukriah, berharap Hipermi mampu menyatukan pengusaha rendang untuk bangkit dan bersaing di kancah global. "Hipermi, pengusaha, UMKM, dan pemerintah memiliki semangat yang sama untuk memajukan kesejahteraan masyarakat Sumbar. Rintangan akan kita hadapi bersama," ujarnya penuh optimisme.
Sukriyah, yang juga Kepala DJPB Sumbar juga menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Hipermi. "Langkah DJPB akan sangat suportif. Kami siap menjadi garda terdepan untuk kebangkitan usaha rendang di Sumbar. Langkah konkret seperti mempertemukan petani dengan Hipermi telah dilakukan," ujarnya, seraya menambahkan keyakinannya bahwa mimpi ini akan terwujud dengan usaha dan keyakinan bersama.
HUT perdana Hipermi Sumbar, berlangsung Rabu (23/4) di kantor DJPB Sumbar . YL
0 Comments