Momen Spesial di Unand: 1.143 Wisudawan, Tujuh Mahasiswa Asing, dan Wagub Audy Joinaldy

Wagub Sumbar, Audy Joinaldy menjadi salah seorang wisudawan pada wisuda Unand, foto bersama dengan rektor Unand dan salah seorang wisudawati. Ist 

PADANG-Universitas Andalas (Unand) menggelar wisuda bagi 1.143 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan pada Sabtu (8/2) di auditorium kampus. Salah satu wisudawan yang berbahagia adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldi, yang berhasil menyelesaikan program Magister Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Rektor Unand, Efa Yonnedi, menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan orang tua mereka. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para dosen yang telah mendampingi para mahasiswa selama menempuh pendidikan di Unand. Rektor berharap para wisudawan dapat menjadi pribadi yang bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Wisuda kali ini terasa istimewa dengan kehadiran tujuh mahasiswa asing yang telah menyelesaikan studi di Unand. Rektor mengapresiasi kerja keras mereka dan berharap mereka dapat membawa semangat positif setelah lulus dari Unand.

"Saya  mengucapkan selamat kepada orang tua para wisudawan karena anak-anak mereka sudah siap melangkah ke dunia yang lebih luas," kata Efa.

Di samping itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada para orang tua karena telah menyerahkan anak-anak mereka untuk dididik di Universitas Andalas, juga kepada para dosen yang selama ini mendampingi para wisudawan. 

Rektor percaya para wisudawan akan menjadi pribadi yang bermanfaat dan memberi dampak positif untuk masyarakat. Wisuda kali ini menurutnya terasa spesial karena ada tujuh mahasiswa asing yang selesai menempuh studi dan mengapresiasi kerja keras serta berharap dapat membawa spirit setelah lulus dari di Universitas Andalas. 

Selain itu, ia juga menekankan, para wisudawan akan menghadapi berbagai tantangan seiring perkembangan teknologi di era industri 4.0. Para wisudawan perlu menyesuaikan diri dan mengembangkan diri agar tidak tergantikan oleh AI.

"Mahasiswa dan dosen harus bijak dalam menggunakan kecerdasan buatan agar kita lebih produktif," kata rektor.

Menurut Efa, Unand juga telah mengintegrasikan kecerdasan buatan ke setiap program studi. Sejalan dengan itu, mahasiswa juga diajarkan untuk lebih cakap dalam memanfaatkan kecerdasan buatan tersebut.

Dia juga menekankan, salah satu manfaat kecerdasan buatan ialah mempercepat pembuatan naskah akademik. Meskipun demikian, AI tidak memiliki pemahaman tentang konteks riset atau tugas akademik yang dibuat dosen maupun mahasiswa. Artinya, para pengguna teknologi tetap harus memerhatikan hal-hal fundamental agar tidak salah kaprah dalam memanfaatkannya.

"Yang perlu diingat, kita tidak boleh sepenuhnya menyerahkan apa yang kita buat kepada kecerdasan buatan, karena AI tidak memiliki rasa atau pemahaman konteksnya," ujarnya.

Kemajuan kecerdasan buatan berupa robotika, dan otomatisasi telah mengubah berbagai sektor industri serta menggantikan beberapa peran tradisional manusia. Meskipun demikian, Rektor menegaskan AI tidak bisa menggantikan peran manusia secara menyeluruh, karena hanya sebatas tools atau media mempermudah pekerjaan.

"Wisudawan perlu menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan mengembangkan keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh mesin," katanya.

Rektor juga menyampaikan, generasi muda perlu dibekali banyak kompetensi meski semuanya tidak dikuasai, ada beberapa yang perlu dimiliki, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkolaborasi atau kemampuan untuk saling support dalam tim. Selain itu juga kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan memahami logika, dan kemampuan memahami dan berempati kepada orang lain.

Mengutip Ibnu Sina, rektor menyebutkan ada tiga hal yang harus dimiliki agar seseorang hidup sukses, yakni ilmu, kerja keras, dan kesungguhan. Ketiganya akan membuat cita-cita mudah teraih jika dimiliki semuanya.

"Gagal di satu tempat, coba di tempat lain, setiap orang pasti akan mendapat rezekinya", ujarnya.

Sementara itu, Audy Joinaldi yang diwisuda hari itu didapuk menyampaikan testimoni. Wagub yang memiliki sederet gelar ini mengaku terus belajar menggali ilmu di perguruan tinggi karena bisa mengasah nalar dan intuisi.

"Belajar itu harus selalu dilakukan karena belajar bisa mengasah nalar dan intuisi", tutur Audy.

Ia mengaku sangat bangga bisa menempuh dan menyelesaikan pendidikan di Unand. Ia berharap banyak lulusan kampus ini menjadi pengusaha yang berkontribusi dalam pembangunan daerah dan nasional.

Diketahui, Audy meraih titel gelar akademik ke delapannya di Unand. Dia menjalani prosesi wisuda ini setelah mengikuti sidang tesis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand pada 18 Desember lalu dengan judul penelitian "Analisis Preferensi Politik Masyarakat Sumatera Barat Terhadap Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Pemilu 2024".

Rektor Unand pun mengapresiasi Audy, yang menurutnya bisa menjadi contoh inspiratif dalam dunia akademik, bahwa menuntut ilmu tidak ada habisnya. WH

0 Comments