Harmoni di Jantung Kota: Padang Rayakan Keberagaman dalam Festival Siti Nurbaya dan Cap Go Meh 2025

Pertunjukkan baronsai pada Festival  Siti Nurbaya 2025.Ist
PADANG-Kota Padang menjadi saksi bisu perayaan budaya yang luar biasa pada Minggu (9/2/2025). Ribuan masyarakat tumpah ruah di kawasan Kota Tua hingga Jembatan Siti Nurbaya untuk menyaksikan puncak Festival Siti Nurbaya 2025 yang berpadu dengan kemeriahan Pawai Cap Go Meh. Acara ini menjadi panggung bagi keberagaman etnis yang hidup harmonis di Kota Padang, menampilkan kekayaan budaya yang memukau.

Pawai dimulai dari depan Klenteng Himpunan Tjinta Teman (HTT), dengan Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, sebagai pemimpinnya. Arak-arakan sipasan panjang, doa keselamatan dan keberkahan, membawa puluhan anak-anak dalam balutan костюм tradisional. Barongsai, sipasan panjang, dan berbagai pertunjukan seni dari многообразие etnis menambah semarak suasana. Tarian tradisional, musik daerah, dan marching band dari drumcorps Gita Abdi Praja IPDN semakin mengukuhkan budaya yang hidup berdampingan di Kota Padang.

“Kita menyaksikan bagaimana budaya menjadi jembatan yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Pawai Cap Go Meh bukan hanya milik satu etnis, tetapi menjadi bagian dari kekayaan budaya Kota Padang yang hidup dan berkembang bersama,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Andree Harmadi Algamar 

Ia menambahkan, keberagaman yang terlihat dalam pawai ini membuktikan bahwa Kota Padang adalah rumah bagi banyak budaya yang hidup berdampingan dalam semangat persatuan.

“Dari barongsai, sipasan panjang, hingga seni budaya dari etnis lainnya, semuanya hadir dalam satu panggung yang harmonis. Inilah yang menjadikan Kota Padang unik dan istimewa,” tambahnya.

Menurut Andree, perpaduan antara Festival Siti Nurbaya dan Cap Go Meh membuktikan bahwa Kota Padang tidak hanya kaya akan sejarah, tetapi juga memiliki kekuatan budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata.

“Kita ingin menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan yang semakin besar. Dengan mengangkat sejarah, sastra, dan budaya, kita tidak hanya melestarikan warisan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya.

Turut hadir dalam pawai ini Direktur Sarana dan Prasarana, Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI, Feri Arlius.

“Kita melihat bagaimana kebersamaan terjalin dalam perayaan ini. Ini bukti bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga perekat sosial yang memperkuat persatuan,” ujar Feri Arlius.

Ia berharap semangat kolaborasi budaya seperti yang terlihat di Kota Padang dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam merawat kebhinekaan.

Festival Siti Nurbaya 2025 tidak hanya menghadirkan Pawai Cap Go Meh, tetapi juga berbagai pertunjukan seni, bazar UMKM, pameran budaya, visual mapping, diskusi literasi, hingga hiburan rakyat.

Acara penutupan ini turut dihadiri oleh Pj Ketua TP-PKK Kota Padang Ny. Vanny Andree Algamar, Pj Ketua DWP Kota Padang Ny. Netti Yosefriawan, serta sejumlah pimpinan BUMN/BUMD dan OPD terkait.

Dengan berakhirnya Festival Siti Nurbaya 2025 dan Pawai Cap Go Meh, Kota Padang sekali lagi menunjukkan bahwa budaya adalah kekuatan yang menyatukan, menginspirasi, dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.

0 Comments