![]() |
Kepala OJK Sumbar, Roni Nazra, memberikan keterangan saat kopi pagi di Damar Shaker Padang, Senin (10/2). Ist |
PADANG-Kabar baik datang dari Sumatera Barat (Sumbar) terkait pertumbuhan ekonominya. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Roni Nazra, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan IV tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini disampaikan Roni saat acara kopi pagi di Damar Shaker Padang, Senin (10/2).
Meskipun demikian, secara tahunan, kinerja ekonomi pada triwulan IV 2024 mengalami sedikit perlambatan dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2023. Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Sumbar pada tahun 2024 juga sedikit melambat dibandingkan dengan tahun 2023.
"Seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada triwulan IV 2024, baik pertanian, perdagangan, transportasi dan pergudangan, konstruksi, dan industri pengolahan, melanjutkan tren positif," ujar Roni.
Ia mengatakan, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah administrasi pemerintahan, jasa lainnya, dan jasa kesehatan. Didorong oleh belanja pegawai APBN dan APBD yang tumbuh positif, dan aktifitas pariwisata pada objek wisata berbayar di Sumbar.
"Kunjungan mengalami peningkatan di layanan wisata dan juga fasilitas kesehatan," tambahnya.
Laporan perkembangan sektor jasa keuangan Sumbar tahun 2024 tercatat, total aset perbankan di provinsi ini mencapai Rp83,99 triliun pada Desember 2024, meningkat dari Rp81,15 triliun pada tahun sebelumnya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan sebesar 7,47% year on year (yoy), mencapai Rp33,92 triliun, sementara penyaluran kredit tumbuh 5,36% yoy menjadi Rp33,43 triliun.
"Kinerja sektor perbankan tetap solid dengan pertumbuhan positif, terutama dalam penyaluran kredit untuk sektor produktif seperti perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan. Ini menjadi indikator bahwa sektor jasa keuangan tetap berperan penting dalam mendorong perekonomian Sumatera Barat," ungkapnya.
Selain perbankan konvensional, sektor perbankan syariah juga mengalami perkembangan yang pesat.
Aset perbankan syariah mencapai Rp12,98 triliun pada akhir 2024, meningkat signifikan dari Rp10,40 triliun pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah. Sementara industri fintech peer-to-peer (P2P) lending terus berkembang pesat di Sumatera Barat.
Hingga November 2024, jumlah peminjam aktif mencapai 366.905 rekening, dengan total outstanding pinjaman sebesar Rp1,27 triliun.
Namun, OJK Sumbar tetap mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih layanan keuangan digital dan menghindari fintech ilegal yang tidak terdaftar di OJK.
"Kami terus mengawasi industri jasa keuangan digital, khususnya fintech, agar masyarakat mendapatkan perlindungan yang maksimal. Edukasi mengenai literasi keuangan digital menjadi prioritas kami untuk memastikan masyarakat tidak terjebak dalam praktik keuangan ilegal," tambahnya.
Di sektor pasar modal, jumlah investor di Sumbar juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hingga Desember 2024, tercatat 195.749 investor yang aktif di pasar modal, dengan transaksi saham mencapai Rp10,93 triliun. HN
0 Comments