Terbang Tinggi di Usia Senja: Kisah Inspiratif Marliosni jadi Doktor


Foto bersama DR. Marliosni didampingi sang suami dan para penguji serta promotor. Dok kitapunya.id

PADANG-Menuntut ilmu tak mengenal usia. Ini tergambar dari sosok seorang perempuan yang bernama Marliosni. Dimana pada 23 Oktober 2024 mendatang, dia genap berumur 60 tahun.

Usia lebih dari setengah abad tidaklah mudah dilalui setiap orang untuk terus menimba ilmu, apalagi untuk gelar doktor. Namun itu hal itu dipatahkan oleh Osi, begitu sapaan akrab ibu empat anak tersebut. 

Meski harus menghabiskan waktu tujuh tahun, namun Marliosni, akhirnya mampu meraih gelar doktor diusia senja. Dimana diusia itu banyak dihabiskan sebagian orang untuk mengasuh cucu atau tidak produktif sama sekali alias terbaring ditempat tidur. 

Marliosni, berhasil meraih gelar Doktor setelah dinyatakan lulus ujian terbuka promosi doktor pada program studi (prodi) kajian lingkungan dan pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Padang (UNP), Jumat (23/8) di Aula Fakultas FEB UNP.

Wanita yang pernah bertugas di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumatera Barat ini berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Nagari Berkelanjutan di Provinsi Sumbar,” di depan penguji.

Penguji dalam ujian disertasi Marliosni terdiri dari, Rektor UNP Dr. Ir. Krismadinata, S.T., M.T selaku penyelia ujian terbuka. Dekan FEB UNP, Prof. Perengki Susanto, SE, M.Sc, Ph.D, selaku Ketua Komisi, Prof. Dr. Idris, M.Si, M, Si, selaku Sekretaris Komisi Penguji.

Sementara, Prof. Dr Syamsul Amar B, MS selaku Promotor, Dr Alpon Satrianto, SE, ME selaku Ko-Promotor. Juga ada Prof. Dr. Ir. Melinda Noer, M.Sc selaku Penguji Eksternal dan Dr. Sri Ulfa Sentosa, MS, Dr. Susi Evanita, MS, Dr.Muhammad Irfan, SE., M.Si, selaku Penguji Internal.

“Selamat, Ibu Marliosni dinyatakan lulus ujian terbuka dan layak menyandang gelar doktor di depan namanya,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNP, Prof. Perengki Susanto.

Sebelumnya, Promotor Prof. Syamsul Amar, memberikan apresiasi atas semangat dan motivasi Marliosni untuk kuliah. Sebab tidak banyak orang yang masih mau kuliah di usia yang sudah lanjut. Marliosni yang pensiun tahun 2022 lalu itu tercatat sebagai mahasisa tertua yang meraih gelar doktor di UNP.

Promotor juga mengapresiasi disertasi Marliosni yang menyebutnya sebagai riset yang baru, belum ada penelitian serupa sebelumnya. Oleh sebab itu, pihaknya berharap hasil penelitian Marliosni dapat diterapkan oleh pemerintah nagari sesuai dengan saran-saran yang telah diuraikannya dalam disertasinya.

“Ini riset baru, belum ada yang melakukannya. Kita harapkan, saran dan rekomendasi yang disampaikan Bu Marliosni dalam disertasinya dapat ditindaklanjuti untuk pembangunan nagari,” kata Prof. Syamsul Amar.

Melalui disertasinya, Marliosni menilai keberlanjutan pembangunan di tingkat nagari belum terlaksana secara maksimal. Meskipun sudah program khusus pemerintah pusat sejak tahun 2014 dengan lahirnya UU tentang Desa.

Marliosni dihadapan promotor, penguji, undangan dan keluarga tampak menyeka air mata usai nyatakan lulus sebagai doktor yang 27 di Fakultas Ekonomi. Perjuangan panjangnya berbuah manis. Tujuh tahun lamanya nenek 3 orang cucu ini merampungkan pendidikan jenjang S-3 nya. Hal itu tak terlepas dari kesibukannya bekerja dengan jabatan terakhir sebagai plt. Kepala Biro Pemerintahan Setdaprov Sumbar.  

“Saya ambil program doktor ini tahun 2016 ketika masih menjadi ASN Setdaprov Sumbar. Dalam penelitian untuk disertasi, saya banyak dibantu oleh teman-teman di nagari,” katanya didampingi sang suami Ramadi Ganto Suaro.

Disertasi Marliosni berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Nagari Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat. Menurutnya, pembangunan berkelanjutan di Sumbar belum terlaksana walau hal tersebut sudah menjadi program pemerintah yang termuat dalam UU tentang Desa.

“Program pembangunan berkelanjutan itu dilaksanakan sesuai kebutuhan nagari. Sumber pendanaan yang bisa dipakai di antaranya dana desa. Jadi mestinya penggunaan dana desa itu diserahkan pada nagari sesuai kebutuhannya. Tetapi hal itu belum terlaksana,” katanya.

Untuk itu, pihaknya menyarankan agar pemerintah nagari meningkatkan kelembagaan dengan cara memberdayakan badan usaha milik nagari sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan menyelenggarakan program kesehatan masyarakat sehingga berdampakpada kegiatan ekonomi masyarakat.

Perlu diketahui Marliosni seorang pensiunan ASN di Pemprov Sumbar. Keinginannya menyelesaikan kuliah S3 di usia senja, berawal saat dirinya hanya menemani anak yang mendaftar di program Magister Mangement (MM), tetapi dirinya ditawari untuk melanjutkan kuliah mengambil program Doktor oleh dosen-dosen di FEB UNP.

“Saya ditawari untuk melanjutkan perkuliahan program Doktor di UNP. Saya awalnya meragukan, karena akan memasuki masa pensiun. Tetapi, para dosen merayu hingga saya tertarik megambil program Doktor di FEB UNP,” ujarnya.

Marliosni menjelaskan, walau tidak muda lagi, dirinya bangga telah menamatkan program Doktor di FEB UNP. “Orang tua menjadi cermin bagi anak-anaknya. Dengan menyelesaikan program Doktor di FEB UNP ini, saya berharap menjadi motivasi bagi anak-anak saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” paparnya.

Dalam sambutannya, Marliosni menyemangati rekan-rekannya sesama mahasiswa program doktor yang saat ini tengah sibuk menyelesaikan disertasi. Dia juga memotivasi keluarga dan orang-orang terdekatnya untuk terus belajar. YL



0 Comments