Salah satu rumah adat di Padang Pariaman |
Oleh Labai Korok Piaman
Saat kampanye Gubernur Sumatra Barat, Prof Irwan Prayitno pasangan Almarhum Muslim Kasim didaerah Sunur, Nan Sabaris pernah ada ungkapan fenomenal yang disampaikan yaitu "sabulek-bulek jantuang pisang bakulipak, dari pado manggapuaan kabau urang, lebih baik manggapuaan kabau awak surang".
Ungkapan filosofi urang Piaman diatas juga bisa dijelaskan dengan perumpamaan lain yaitu "Kito urang Piaman ko, punyo prinsip kebersamaan dan kekompakan yang diurai dengan kalimat "andaikan kini Kito menghadapi cakak suku, mako Kito kompak hatian (hentikan) cakak keluarga agar menang menghadapi cakak (pertandingan) suku.
Andaikan Kito ado cakak nagari, Mako cakak anta suku dalam nagari dihentikan dahulu, Kito fokus samo lintas suku hadapi cakak nagari, andaikan Kito ado cakak Kabupaten mako cakak antar nagari dihentikan dahulu, agar cakak kabupaten bisa Kito menang,
Kalau ado cakak provinsi mako cakak dalam kabupaten dihentikan untuk menghadapi cakak provinsi, agar menang, itu ungkapan yang fenomenal disampaikan oleh Almarhum Muslim Kasim Datuk Sinaro Basa.
Dengan ada kata-kata fenomenal itu tersampaikan disaat kampanye pada akhirnya Padang Pariaman dan Kota Pariaman suara IP-MK unggul, akhirnya terpilih lah IP-MK menjadi Gubernur Sumbar dan Wakil Gubernur Sumatra Barat.
Dari beberapa filosofi itu perlu penulis jelaskan adalah itu kata-kata yang memiliki makna bahwa kebersamaan untuk menghadapi masalah itu merupakan prinsip utama, serta perpecahan atau perselisihan yang ada dihentikan.
Sabulek-bulek Jantuang pisang bakulipak artinya disini ada nilai-nilai bahwa seseorang jangan dilihat dari keadaan didepan tapi lihat juga keadaan dibelakang yang saling berkaitan seperti sesama sesuku, sesama sepamainan, sesama sekawan atau saling ketemu karena kita sesama tinggal di satu nagari atau kaitan-kaitan urang sumando dan lainnya.
Begitu juga perumpamaan dari pado manggapuaan kabau urang acak kabau awak digapuan artinya dilingkaran suku, lingkaran nagari, lingkaran badunsanak ada yang ikut dalam pertandingan tentu yang ini dipilih dan didukung bersama, kompak Kita menangkan.
Seandainya nanti berhasil menang maka keberhasilan secara kolektif terjadi, dirasakan semua anak nagari, bakampua akan mendapatkan manfaat minimal manfaat sekicilnya adalah nama baik, "Wee itu pejabat, Gubernur, Bupati kampungnya disinan", hebat urang nagari sinan.
Nah dengan prinsip seperti diatas itu maka urang Piaman memilki kekompakan dalam segala bidang apapun, didalam membangun nagari urang Piaman ada namanya budaya badoncek, budaya julo-julo membangun infrastruktur umum dilakukan artinya membangun kebersamaan untuk sukses itu prinsip.
Didalam politik misalnya saat pemilu tahun 2024 ini urang Piaman bisa mendudukkan 2 orang anggota DPR RI dan 1 orang anggota DPD RI, jika dilihat hasil suara dipastikan dikampungnya banyak suaranya, ini kelebihan urang Piaman kompak urang kampung berhasil.
Kekompakan urang Piaman ini dibandingkan dengan daerah lain tidak ada yang putra daerahnya duduk 2 orang anggota DPR RI dan 1 orang DPD RI, hitungan Penulis hanya urang Piaman yang bisa seperti itu.
Sekarang kebersamaan dan kekompakan urang Piaman perlu dijaga dan diperkuat untuk mengantisipasi adanya virus-virus luar yang menggerogoti kekompakan itu sehingga akhirnya budaya kebersamaan hilang.
Ada keyakinan bahwa jika urang Piaman kompak maka sejarah kesuksesan dan keberhasilan urang Piaman dimana pun bisa diwujudkan didalam bidang dan kondisi apapun.
Perlu diingat lagi bahwa sabulek jantuang bakulipak, atau dari pado manggapuaan kabau urang lebih baik kabau awak dikapuaan, walaupun kabau awak itu dalam kondisi bakubang dan baluluak".
0 Comments