Ketua Umum PB Pernefri: dr. Aida Lydia, Ph.D, Sp.PD-KGH, FINASIM, memukul gong sebagai tanda dimulainya Padang Nephron di Padang. dok kitapunya |
PADANG-Jumlah kasus ginjal kronik di Indonesia termasuk Sumbar terus meningkat dari waktu ke waktu. Setidaknya dari sekian banyak kasus dimasyarakat hanya 3 persen saja yang terdeteksi.
"Rata-rata masyarakat yang berobat ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium tinggi. Mulai dari stadium 4 hingga 5. Kondisi ini sangat miris," kata Ketua Pelaksana Padang Nephron 4 tahun 2023, dr. Drajad Priyono, Sp.PD-KGH, FINASIM, disela-sela Padang Nephron ke 4 di Padang, Sabtu (15/7).
Disebutkannya, dari sekian banyak pasien ginjal kronik yang masuk ke rumah sakit adalah pasien baru. Rata-rata usia produktif, antara 20 tahun hingga 40 tahun.
"Ginjal kronik ini gejalanya tidak diketahui. Makanya masyarakat harus mewaspadainya. Salah satu cara mencegah ginjal kronik ya harus melakukan pemeriksaan rutin," terang dr. Drajad, didampingi Bagian Humas dr. Reza Febryan.
Di RSUP M.Djamil Padang, dalam satu minggu kadang bisa dapatkan 20 pasien baru, yang harus cuci darah. Dalam satu bulan ada 80 kasus. Statusnya sudah stadium lima.
Para pasien itu terang Drajat butuh terapi ginjal dan transplantasi ginjal. Setidaknya ada 60 tindakan sehari yang menggunakan 30 mesin cuci darah.
"Kebutuhan mesin cuci darah makin banyak. Makanya dari kemenkes RS disarankan menyediakan pakai CAPD, sebuah alat yang berfungsi memasukkan dan mengeluarkan racun dalam perut lewat caira. Kalau pakai CAPD prosesnya disebut cuci perut. Setelah 6 jam dibuang cairannya. Itu dilakukan 4 kali sehari," terang Drajat..
Dijelaskannya, ginjal kronik awalnya tidak ada gejala sama sekali. Karena itu banyak pasien yang masuk dengan stadium tinggi. Hal yang perlu diwaspadai adalah hipertensi, letih, tidak mau makan, tak semangat. Kondisi itu sering diabaikan masyarakat.
"Untuk itu perlu screnning berkala, minimal satu bulan sekali, sehingga bisa dilakukan penangan sedini mungkin. Ini yang belum dilakukan masyarakat," ujarnya.
Ratusan Peserta
Sementara, Padang Nephron ke 4 diikuti sekitar 400 dokter dari Sumbar, Riau, dan Kepri selama dua hari Jumat dan Sabtu (14-15 Juli 2023).
Kegiatan yang dilakukan secara offline dan online itu dibuka Ketua Umum PB Pernefri: dr. Aida Lydia, Ph.D, Sp.PD-KGH, FINASIM.
Padang Nephron 4 merupakan pertemuan ilmiah yang digelar Fakultas Kedokteran Unand, bekerjasama dengan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Korwil Sumbar, Riau, dan Kepri, serta Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Kegiatan itu mengusung tema Update in Diagnostic and Management of Kidney Deseases and Hypertension.
Koordinator Pernefri Korwil Sumbar, Riau, dan Kepri yaitu Dr. dr. Harnavi Harun, Sp.PD-KGH, FINASIM. menyebutkan bahwa melalui kegiatan ini maka para dokter Spesialis Penyakit Dalam ataupun dokter yang bertugas di berbagai tingkatan Fasilitas Kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit diharapkan bisa menambah pengetahuan mereka. Sebab ada ilmu baru di bidang penyakit dalam.
Berbagai kegiatan seminar dan workshop dalam iven tersebut disajikan oleh narasumber yang kompeten dan berpengalaman baik dari dalam dan luar negeri. YL
0 Comments