Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Desniarti |
PADANG-Jumlah keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau tak kunjung berkurang jumlahnya. Danau nan elok itu benar-benar tak mampu lagu menampung beban. Meski demikian, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar tak putus asa dalam upaya mengurangi jumlah KJA. Salah satunya dengan mengganti 1 unit KJA milik pembudidaya dengan 1 unit perahu bersama mesin tempelnya serta jaring.
Ternyata tidak mudah merubah pola pikir masyarakat di sekitar
Danau Maninjau ini. Dari ribuan KJA yang ditebar para pembudidaya, hanya 33 KJA
yang akan dibongkar. Tak apa-apa. Secara bertahap, DKP Sumbar akan terus
mengedukasi masyarakat. Tahun depan DKP Sumbar akan mengalokasikan lagi
anggaran untuk membongkar KJA dan menggantinya dengan perahu.
“Susah juga mencari masyarakat yang bersedia membongkar KJA. Tahun
ini, kita anggarkan 60 perahu untuk mereka, tetapi yang bersedia membongkar KJA
dan menggantinya dengan perahu hanya 33 KJA saja,” kata Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Sumbar, Desniarti kepada wartawan, kemarin.
Jika tak ada kendala, bantuan pengganti KJA di Danau Maninjau itu
akan dibagikan pertengahan Desember mendatang oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi.
Pihaknya berharap, 33 pembudidaya KJA yang akan beralih menjadi nelayan tangkap
ini bisa menjadi contoh penyadaran bagi warga lainnya untuk pelestarian danau.
Menurut Desniarti, resiko besar selalu mengintai pembudidaya KJA
setiap tahun terutama di musim penghujan dan cuaca yang buruk. Hujan lebat
disertai badai menyebabkan air danau buncah, sehingga residu pakan yang
tenggelam di dasar danau jadi naik. Akibatnya ikan dalam keramba akan
kekurangan oksigen dan mati. Hal itu telah terjadi berulang kali setiap tahun.
“Beberapa waktu lalu kita dapat informasi dari Agam yang
menyebutkan sedikitnya 40 ton ikan mati akibat cuaca ekstrem yang berlangsung
beberapa hari belakangan ini,” katanya.
Oleh sebab itu, untuk mengurangi kerugian yang lebih besar lagi
pada masyarakat pembudidaya, pihaknya menawarkan agar pembudidaya KJA mengganti
KJA dengan perahu. Masyarakat kembali ke mata pencahariannya seperti dulu,
menangkap ikan di danau tersebut dengan jaring. Atau bisa juga mereka
mengembangkan perikanan darat.
Danau Maninjau merupakan salah satu destinasi wisata di Sumatera
Barat. Bahkan sekitar tahun 80-an, kawasan Danau Maninjau menjadi magnet bagi
wisatawan asing untuk berkunjung. Namun sejak tahun 90-an hingga sekarang,
kunjungan wisatawan menurun drastis. Danau Maninjau tak menarik lagi karena
tercemar.
Jumlah KJA yang sangat banyak melebihi daya dukung danau yang hanya mampu menampung 6.000 KJA, meninggalkan sisa pakan ikan yang menjadi residu di dasar danau. Sisa pakan ini menyebabkan air danau tercemar, berubah warna dan berbau. YL
0 Comments