LUBUK BASUNG-Menyusul hujan yang turun terus sejak dua bulan terakhir ratusan ton jagung petani di Lubuk Basung rusak sehingga terjadi menurun kualitas dan kwantitas hasil panen jagung petani.
“Banyak yang rusak akibat hujan terus menerus, kami tidak bisa menjemur dan mengeringkan jagung sejak dua bulan terakhir ” kata Mon (35) seorang petani pengusaha jagung di Lubuk Basung Senin (12/12) hari ini.
Menurut Mon, akibat hujan terus menerus jagung yang sudah harus panen menjadi lembab dan tumbuhlah jamur pada buah jagung. “Ini lah contohnya, jagung ini ada yang hitam sebagian, sehingga belum bisa di leser” katanya
Akibat menurunnya kwalitas jagung dipastikan banyak diantara tungkul jagung harus dibuang, tentu saja akan mengaiibatkan jumlah produksi turun drastis.
“Biasanya di areal ini kita panen 7 sampai 8 ton, sekarang hanya 3 ton saja, hitung sajalah kerugian nya” kata Mon.
Menurut Mon yang mengelola peradangan jagung di beberapa lokasi di kawasan Parik Rantang Lubuk Basung, karena hujan terus menerus ini, bukan hanya dia yang mengalami. “Hampir semua petani jagung merasai akibat hujan terus menerus, di daerah Geragahan ada yang rusak puluhan ton, bagaimana lagi, harus sabar” katanya.
Berbicara jumlah kerugian, Mon mengaku rugi belasan juta. “Belasan juta kita rugi, tergantung jumlah dan luas lahan kita, kawan ada yang puluhan juga kerugian nya” katanya.
Namun para pengusaha ladang jagung berusaha menyelamatkan jagung yang sudah dipanen agar tidak busuk. “Sudah dipanen, disimpan saja dulu di gudang dengan tongkongnya, kalau dijemur cuaca begini bisa membusuk semua” ujar Mon.
Peladang jagung lainnya, Pipi (59) juga mengeluhkan kondisi panen yang anjlok akibat cuaca. “Jauh sekali berkurangnya panen, harga pun jatuh pula” ujarnya.
Harga jual perkilo jagung kering oleh petani sekarang hanya Rp.3.400. “Cuaca tak mendukung, panen jagung dimana mana, namun harga rendah sekali, biasa nya paling rendah Rp.4.000 perkilo, sekarang Rp.3.400 sampai Rp. 3.500.” kata Pipi (MK)
0 Comments