PADANG-Pemerintah Sumbar, menerima sebanyak 4200 dosis vaksin PMK IND2001 dari Kementerian Pertanian(Kementan) RI. Vaksin itu akan dibagikan ke masing-masing kabupaten/kota, sebagai antisipasi pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Vaksin ini diperutukkan bagi semua daerah terutama daerah dengan kasus PMK tertinggi di Sumbar," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, usai pembukaan rapat koordinasi pencegahan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku, di ruang pertemuan Dinas Peternakan Sumbar, Jumat (24/6).
Dikatakannya, daerah yang paling banyak ditemukan kasus PMK adalah Padang Pariaman dan Agam. Meski demikian sebutnya, perkembangan kasus PMK di Sumbar bukanlah sesuatu yang mengkuatirkan.
"Kita harapkan peternak dan masyarakat tidak terlalu panik dengan wabah PMK. Sebab penyakit itu hanya menular antar sesama ternak saja dan tidak menular pada manusia. Dan kalau pun ada ditemukan kasus PMK pada sapi dan jika disembelih, lalu dimasak dengan sempurna tetap aman untuk dikonsumsi." terang Audy.
Vaksin PMK nantinya juga disalurkan untuk daerah yang banyak menghasilkan sapi seperti Padang Panjang dengan sapi perahnya.
Menurut Audy, dampak dari virus PMK, permintaan kebutuhan sapi kurban tahun ini turun 20 persen dibanding Lebaran Haji tahun lalu. Untuk itu dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik dengan kasus tersebut. Selain itu dia juga meminta pihak terkait terus mengedukasi masyarakat terkait kasus PMK.
Kepala Dinas Peternakan Sumbar, dr. Erinaldi menjelaskan, sepanjang wabah PMK melanda, sebanyak 4200 ternak di Sumbar terdampak virus tersebut. Akibat virus itu mengakibatkan empat ternak mati.
"Dengan adanya vaksin ini diharapkan mampu menekan kasus PMK di Sumbar," terang Erinaldi.
Dijelaskannya, 4200 vaksin PMK telah dan akan diserahkan pada masing-masing kabupaten kota. Saat ini vaksin tersebut disimpan di Labor Dinas Peternakan Sumbar.
"Nanti masing-masing kabupaten kota yang akan menjemput vaksin itu. Lalu dibawa ke daerahnya. Setelah itu pemilik peternakan datang ke dinas peternakan, meminta petugas datang untuk memvaksin ternaknya," terang Erinaldi.
Lebih jauh dijelaskannya, Vaksin akan diberikan pada UPT ternak provinsi, pusat dan daerah sebagai aset pemerintah. Setelah itu untuk sapi perah yang dikelola secara intensif oleh masyarakat.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Tri Melasari, pendistribusian 4.200 vaksin PMK di Sumbar adalah vaksin pertama.
"Kami beri target, 2 Juli besok 4200 dosis itu sudah disuntikkan pada sapi di Sumbar," ujarnya.
Dikatakannya, vaksin PMK yang sampai di Padang Kamis (23/6) merupakan tahap pertama untuk pengendalian PMK di Sumbar dan nanti akan didistribusikan kembali sesuai dengan kebutuhan operasional dari provinsi.
"Provinsi yang paling banyak mendapatkan distribusi vaksin itu Jawa Timur dengan jumlah vaksin 230 ribu dosis. Sedangkan stok vaksin yang tersedia secara nasional 800 ribu dosis. Vaksin tersebut sebelum disuntikkan wajib disimpan pada suhu dengan rentang 2 sampai 8 derajat dan dalam waktu 6 jam harus habis sesuai dengan SOP yang ada," sebutnya.
Pada kesempatan itu Tri, Melasari juga menghimbau pemerintah dalam pelaksanaan pengendalian PMK lebih meningkatkan KIE. Baik untuk peternak dan juga kepada masyarakat, sebab temuan di lapangan masih banyak masyarakat awam berfikir PMK menular ke manusia, padahal hanya menular antar sesama hewan saja.
"Sumbar merupakan daerah penghasul rendang. Jadi jangan sampai memunculkan stigma masyarakat takut makan rendang karena PMK. Padahal PMK menular antar sesama hewan saja," urainya. YL
0 Comments