Penampakan air panas yang keluar pasca gempa. Ist |
PASAMAN-Fenomena air panas berlumpur keluar dari dalam tanah terjadi di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Peristiwa itu terjadi setelah gempa magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Jumat (25/2/2022) pagi.
Video meluapnya air panas dari dalam perut bumi itu beredar di media sosial, baik di WhatsApp grup hingga Facebook.
Dari video itu, terlihat seperti mata air mengeluarkan air bercampur lumpur warna cokelat muda.
Di sekitar lokasi itu, terlihat sejumlah orang mengamati kejadian tersebut.
Ada beberapa pria yang mengenakan seragam Polri dan wanita mengenakan kebaya biru di lokasi.
Diketahui, Bonjol merupakan salah satu daerah di Sumbar yang memiliki potensi panas bumi atau Geothermal.
Di kawasan Bonjol, ditemukan sejumlah mata air panas. Sejumlah pihak pun telah melakukan pengembangan geothermal ini sebagai pembangkit listrik.
Fenomena Tanah Bergerak
Fenomena tanah bergerak dilaporkan terjadi di kawasan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
Beredar informasi bahwa tanah bergerak tersebut merupakan likuifaksi atau menjadi cair.
Namun hal tersebut belum bisa dipastikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kami belum bisa pastikan itu, katanya ada (pergerakan tanah) itu, kami belum bisa memastikan secara rinci,” kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Jumat (25/2/2022).
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut bahwa kemungkinan tanah bergerak pasca gempa pernah terjadi pada gempa 2009 di Sumbar.
“Kejadian saat itu bersamaan dengan hujan, magnitudonya cukup kuat waktu itu, yaitu 7,0, memang saat itu terjadi tanah bergerak dalam radius yang cukup jauh, 500 meter lebih,” ungkap Dwikorita.
“Artinya apa? Dengan melihat kondisi kemiringan lereng, tanah dan batuan, kekuatan gempa, hal itu mungkin terjadi, berpotensi terjadi, tapi apakah benar-benar terjadi, kami harus ke lokasi dahulu,” tambahnya.
Dirinya meminta masyarakat untuk menjauh dari lereng atau bebatuan, terlebih jika ada perkampungan di bawahnya.
“Mohon pemerintah kabupaten atau daerah dapat memberikan peringatan kepada masyarakat yang ada di bawah lereng itu, terutama ketika hujan, hal itu bisa terjadi, baik saat gempa atau hujan turun setelah gempa, sebaiknya menyingkir dahulu dari lereng-lereng yang rawan,” imbaunya.
BMKG belum bisa memastikan bahwa pergerakan tanah itu masuk kategori likuifaksi atau bukan.
“Dampaknya hampir sama, mekanismenya entah gerakan tanah longsor atau likuifaksi atau kombinasi keduanya, kami mohon waktu untuk kami pastikan di lokasi,” tuturnya.
Diketahui, gempa bumi berkekuatan atau magnitudo 6,2 mengguncang Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (25/2/2022) pukul 08.39 WIB.
Gempa ini terasa hampir di seluruh wilayah Sumbar. Dilaporkan juga terasa di Provinsi Riau.
Selain itu, gempa juga dirasakan hingga negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia.
Akibat gempa ini, dilaporkan sejumlah orang meninggal dunia dan luka-luka. Angka pasti belum bisa diketahui. Puluhan bangunan juga dilaporkan rusak. (*)
0 Comments